Skip to main content

Peran Komite Sekolah



PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI PENINGKATAN PERAN KOMITE SEKOLAH
Oleh Aisa Bin Umar

BAB I  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai penyedia jasa layanan pendidikan yang diinginkan masyarakat dan kebutuhan sekolah bagi pendidikan generasi mudanya. Sekolah adalah bagian tak terpisahkan dari ;masyarakat sehingga sekolah membutuhkan peran serta masyarakat dalm meningkatkan jasa layanan pendidikan.
Selama ini peran serta masyarakat dalam membantu peningkatan mutu pembelajaran di sekolah masih sangat kurang. Banyak faktor selain letak geografis, latar belakang pendidikan juta tingkat pendapatan masyarakat yang kebanyakan petani masih kurang.
Menurut keputusan Mendiknas No. 044/U/2002, tugas dan peran Komite Sekolah ada empat macam, yaitu:
1.    Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan.
2.    Memberikan sumbangan pemikira, dana dan tenaga dalam menyelenggarakan pendidikan.
3.    Melakukan kontrol terhadap transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
4.    Penghubung antara sekolah dengan masyarakat dan pemerintah.
Agar sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan mutu yang baik, pran serta Komite Sekolah untuk terlibat secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan, sangat menentukan.
Untuk mengetahui sejauh mana peran serta masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengambilan berbagai kebijakan sekolah akan mendorong kualitas pengelolaan pendidikan di sekolah,gar sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan mutu yang baik, pran serta Komite Sekolah untuk terlibat secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan, sangat menentukan.
Untuk mengetahui sejauh mana peran serta masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengambilan berbagai kebijakan sekolah akan mendorong kualitas pengelolaan pendidikan di sekolah,gar sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan mutu yang baik, peran serta Komite Sekolah untuk terlibat secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan, sangat menentukan.
Untuk mengetahui sejauh mana peran serta masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengambilan berbagai kebijakan sekolah akan mendorong kualitas pengelolaan pendidikan di sekolah, penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan di SMPN 2Munjul kabupaten Fakfak

B.    Identifikasi Masalah
Situasi menunjukkan bahwa peran orang tua/ wali murid hanya sebatas sebagai penyandang dana, sehingga terkesan mereka tidak berpartisipasi secara aktif untuk meningkatkan mutu pembelajaran disekolah. Kehadiran orang tua/ wali murid disekolah jarang sekali. Pertemuan warga sekolah dengan orang tua/ wali murid di sekolah bertepatan dengan pembagian buku raport. Dengan demikian pertemuan untuk membahas upaya bersama warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pembelajaran tidak terjadi.

C.    Pembatasan Masalah
Masalah dalam kegiatan penelitian merupakan suatu hal yang harus dicari pemecahannya. Masalah yang penulis kemukakan sangat kompleks, oleh sebab itu penulis membatasi ruang lingkup masalah pada hal peran aktif orang tua murid terhadap penyelenggaraan pendidikan di SMPN 2Munjul kabupaten Fakfak .

D.    Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi dalam rangka melaksanakan penelitian akan lebih jelas apabila dirumuskan. Masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1.    Faktor apa saja yang menjadi latar belakang belum berperan-aktifnya orang tua/ wali murid?
2.    Sejauh mana peran aktif orang tua/ wali murid terhadap penyelenggaraan pendidikan jangka menengah.
E.    Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian untuk memperoleh data tentang peran aktif orang tua/ wali murid terhadap penyelenggaraan pendidikan di SMPN 2Munjul kabupaten Fakfak .

F.    Manfaat Penelitian
Pada akhir penelitian, penulis berharap mendapat manfaat antara lain :
1.    Untuk Penulis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat guna wawasan dan pengetahuan khususnya tentang peran aktif masyarakat dan warga sekolah.

2.    Untuk Guru
Menambah pengetahuan tentang pentingnya mengikutsertakan masyarakat dalam pendidikan.

3.    Untuk Murid
Murid sadar bahwa mereka dalam menuntut ilmu didukung oleh semua pihak.

4.    Untuk Sekolah
Dapat dijadikan gambaran tentang keberhasilan pengelolaan sekolah yang melibatkan unsur peran aktif orang tua/wali murid.


BAB II  KAJIAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori
Menurut surat keputusan Mendiknas No. 044/U/2002, tugas atau peran Komite Sekolah ada empat macam, yaitu :
1.    Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan.
2.    Memberikan sumbangan pemikira, dana dan tenaga dalam menyelenggarakan pendidikan.
3.    Melakukan kontrol terhadap transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
4.    Penghubung antara sekolah dengan masyarakat dan pemerintah.
Pengelolaan pendidikan yang baik di sekolah akan mendorong terjadinya peningkatan mutu proses pendidikan, apabila mutu proses pembelajaran meningkat, maka peluang peningkatan mutu hasil belajar murid semakin besar.

B.    Deskripsi Kondisi Sekolah
Pengelolaan pendidikan di sekolah, banyak sekolah belum menerapkan program Majajemen Berbasis Sekolah (MBS). Salah satunya adalah Komite Sekolah belum dapat berperan secara optimal. Halini terjadi karena komunikasi antara sekolah dan Komite Sekolah masih jarang dilakukan. Sehingga banyak keputusan dan kebijakan di sekolah diambil secara sepihak oleh sekolah.
Dalam situasi semacam ini, peran masyaraka/ wali murid tampak sebagai penerima kepuatusan. Selain itu sebagian masyarakat/ wali murid menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan kepada sekolah, sehingga terkesan orang tua kurang peduli terhadap sekolah.


BAB III METODE PENELITIAN

A.    Lokasi Penelitian
SD Inpres 3 Bomberay Distrik Bomberay – Fakfak berdiri sejak tahun 1995 terletak di  jalan H. Nurdin Pauspaus Kampung Onim Sari Distrik Bomberay.
Pada saat ini SD Inpres 3 Bomberay membina sebanyak      murid yang terdiri dari 6 rombongan belajar.Tenaga pengajar sebanyak 8 orang PNS dan Guru Honor.
Pada tingkat kecamatan pun prestasi bidang kesenian seringkali murid-murid SD Inpres 3 Bomberay mendapat penghargaan dan kadang-kadang diminta oleh warga untuk mengisi acara-acara yang diselenggarakan oleh masyarakat.

B.    Waktu dan Lama Waktu Penelitian
Pengamatan dilakukan oleh peneliti sejak peneliti betugas di SD Inpres 3 Bomberay , setelah melakukan identifikasi selama tugas, maka peneliti melakukan penelitian sejak bulan Oktober 2014.
Sedikit data otentik yang diperoleh oleh peneliti menjadi bahan acuan untuk melakukan perubahan yang nyata, walaupun data diperolah hanya dalam waktu satu bulan. Tentunya masih kurang data pendukung. Namun peneliti berusaha menampilkan data yang seakurat mungkin dan sesuai dengan realita yang ada.

C.    Subjek Penelitian
Sesuai yang telah peneliti ungkapkan diawal subejk penelitiannya adalah seluruh komponen orang tua murid, warga belajar serta warga sekolah guru serta murid-siswi SD Inpres 3 Bomberay .

D.    Variabel Penelitian
Peneliti lebih menitikberatkan pada hubungan sekolah dengan masyarakat dalam rangka memberikan layanan standar mutu pendidikan pada SD Inpres 3 Bomberay kabupaten Fakfak .

E.    Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mengidentifikasi dukungan masyarakat (dana, daya, pemikiran, moral) dengan melakukan observasi untuk memantau jumlah populasi serta sampel penelitian. Peneliti juga melakukan teknik pertemuan individual, yaitu mengadakan pertemuan, percakapan, dialog dan tukar pikiran yang tujuannya adalah untuk memperolah data obyekf aspek-aspek situasi pembelajaran, keksulitan-kesulitan sekolah dalam usaha meningkatkan mutu layanan pendidikan di SD Inpres 3 Bomberay .

F.    Teknik Pembahasan
Adapun data yang diperoleh selanjutnya menggunkan teknik analisis dan penulis ingin memperoleh gambaran sejauh mana tingkat peran aktif masyarakat serta faktor yang mempengaruhinya.
G.    Rancangan Tindakaan
Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan untuk meningkatkan mutu sekolah melalui peran serta Komite Sekolah dengan kerja sama dengan pendekaan yang partisipatif. Pendekatan partsiatif menekankan adanya keerlibatan seluruh warga sekolah dan stakeholders dalam pengembagan program pendidikan di sekolah.
Sosialisasi program secara berkelanjutan melalui rapat guru dan Komite Sekolah harus dilakukan, serta kesempatan dan kewenangan diberikan kepada stakeholders atau warga sekolah sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Kondisi Sekolah
Bangunan berdiri sejak tahun 1997 belum mendapat renovasi dengan keadan yang memprihatinkan, kusen-kusen telah lapuk di makan usia. Dalam kondisi demikian membuat warga sekolah mesti ekstra hati-hati terutama bila cuaca hujan.

B.    Kegiataan Siklus 1
1.    Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah :
a.    Mengadakan diskusi, dialog, tukar pikiran dalam pertemuan individual dengan guru, murid-siswi serta Komite Sekolah.
b.    Mempersiapakan lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi sekolah saat ini.
c.    Mempersiapakan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam diskusi, dialog antara Kepala Sekolah sebagai peneliti dan warga sekolah serta Komita Sekolah sebagai mitra peneliti.

2.    Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada penelitian siklus 1 adalah melakukan indentifikasi keadaan sekolah serta menyusun program rencana perbaikan secara menyeluruh setelah memperoleh data dari hasil lembar observasi yang telah disiapkan melalui tahapan :
a.    Persiapan
b.    Pelaksanaan
c.    Penutupan
d.    Penilaian hasil observasi
e.    Tindak lanjut.
-    Siap dengan instrumen observasi
-    Observasi tidak mengganggu proses belajar mengajar.

3.    Observasi
Peneliti berkeliling lingkungan sekolah melakukan dialog dan diskusi dengan warga sekolah yang bertujuan untuk :
a.    Menciptakan kepemimpinan yang partisipatif demokratis dan fleksibel di sekolah
b.    Meningkatkan keterlibatan masyarakat masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring serta ecvaluasi program pendidikan di sekolah
c.    Menumbuhkan transparansi dan akuntabilitas di lingkungan sekolah
d.    Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

4.    Refleksi
Hasil yang diperoleh dikumpulkan serta dianalisis. Hasil analisis digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pada siklus berikutnya.

C.    Kegiatan Siklus 2
1.    Perencanaan
Peneliti mempersiapkan instrumen pada lembar observasi yang akan dilakukan warga sekolah dan Komite Sekolah baik secara kelompok maupun individu.

2.    Pelaksanaan
Instrumen lembar observasi disebar dengan cara mengadakan visit individu guna melaksanakan kegiatan dialog.

3.    Observasi
Visit individu dibagi dalam beberapa wilayah, yaitu wilayah Barat, wilayah Timur, wilayah Selatan dan wilayah Utara. Sasarannya tertuju pada masyarakat yang mempunyai putra/ putri yang bersekolah di SD Inpres 3 Bomberay .

4.    Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi diinventarisir dan disusun untuk kemudian dibuat perencanaan ssesuai dengan kebutuhan. Hasil perencanaan disebar kembali kepada Komita Sekolah.

D.    Kegiatan Siklus 3
1.    Perencanaan
Melaksanakan beberapa langkah secara bertahap, antara lain :
a.    Rapat perencanaan antara guru, Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan tokoh masyarakat dalam rangka pembuatan RKS dan RAPBS. Komite Sekolah dilibatkan secara aktif dalam kegiatan ini.
b.    Pertemuan dengan wali murid untuk sosialisasi RKS dan RAPBS serta penguatan kerja sama antara wali murid dan warga sekolah agar upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah mendapat dukungan dari wali wali murid.
c.    Studi banding/ kunjungan warga sekolah dan Komite Sekolah ke sekolah yang baik di luar daerah.

2.    Pelaksanaan
Pada perencanaan poin a, b, dan d telah terlaksanan yang dihadiri 70% orang tua/ wali murid. Sedangkan poin c menunggu waktu yang tepat.

3.    Observasi
Sejauh mana pelibatan Komite Sekolah secara aktif dalam pembuatan RPS dan RAPBS memiliki dampak yang sangat luas, di antaranya :
a.    Komite Sekolah mengetahui secara pasti arah program sekolah
b.    Komite Sekolah mengetahui permasalahan yang dihadapi sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c.    Komite Sekolah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk
d.    sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

4.    Refleksi
Pada akhirnya warga sekolah merasa tidak sendiri dalam mengembangkan sekolah baik dari sisi manajemen maupun proses pembelajarannya. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan mutu sekolah menjadi lebih mudak dilaksanakan.

E.    Pembahasan tiap siklus, antar siklus dan perbandingan dengan kondisi awal  
       sekolah
Komunikasi dan kerjasama antara warga sekolah dan Komite Sekolah menjadi sangat baik. Hal ini terlihat dari inisiatif komite untuk memberikan ide dan gagasannya kepada Kepala Sekolah demi kemajuan sekolah. Di pihak lain, Kepala Sekolah mengkomunikasikan permasalahan yang dihadapi sekolah kepada komite untuk dicarikan penyelesaiannya secara bersama.
Gagasan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah baik dari Komite Sekolah, Kepala Sekolah dan guru ditindaklanjuti sampai pada tahap penggalangan dana dan implementasinya (pengadaan mushala dan pavingisasi).


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat utamanya peningkatan mutu sekolah melalui peningkatan peran Komite Sekolah mempunyai dampak yang sangat baik.
Sepanjang kerjasama yang partisipatif, komunikatif dan terabuka tetap dijalin antara Komite Sekolah dan warga sekolah, peran Komite Sekolah mempunyai andil besar dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, maka dapat terus dijaga kelestariannya.
Pelibatan Komite Sekolah mulai dari perencanaan program dan anggaran sampai dengan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program dapat menjmbuhkan kepercayaan dan kerja sama yang baik antara warga seklah dan stakeholders.
Faktor latar belakang pendidikan orang tua murid dan latar belakang pekerjaan menjadi masalah yang serius untuk dicarikan solusi alternatif pemecahan permasalahan.

B.    Saran
Kualitas proses pembelajaran di sekolah meningkat dengan meningkatnya kepedulian Komite Sekolah. Untuk penyusunan program jangka panjang perlu diperluas lagi peran Komite Sekolah pada hal-hal yang sifanya mendorong masyarakat untuk membantu secara langsung dengan bahan dan tenaga. Sebagai contoh pembuatan pagar sekolah bahan baku dari masyarakat dan dikerjakan langsung oleh masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
-    Departemen Pendidikan Nasional (2006). Pemberdayaan Komite Sekolah.
-    Departemen Pendidikan Nasional (2007). Manajemen Berbasis Sekolah.
-    Direktur Tenaga Kependidikan (2006). Standar Kompetensi Kepala Sekolah. BP. Cipta Jaya, Jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

KEGIATAN BELAJAR BERMAIN (KBB) Kelompok Kerja Guru Se-Gugus Bomberay dan Tomage             Anak-anak pada masa sekarang mempunyai banyak jenis permainan baik yang bersifat sederhana maupun modern. Bermain merupakan kegiatan yang sangat diminati dan sering  dilakukan oleh anak-anak. Ada pepatah yang mengatakan: " Dunia anak adalah dunia bermain". Dunia anak identik dengan bermain / permainan. Tiada hari tanpa bermain, itu semboyan bagi anak-anak.            Dengan kondisi yang demikian maka para ahli pendidikan memanfaat kegiatan bermain dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Selama ini yang beranggapan bermain  dikalangan anak-anak  yang dianggap  tidak ada manfaatnya dalam proses belajar mengajar kurang bermanfaat ternyata tidak benar. Bermain yang tidak diarahkan ke dalam proses belajar mengajar memang tidak bermanfaat dan bahkan menimbulkan kegaduhan yang akhirnya mengganggu proses belajar mengajar dan tujuan pembelajaran tidak berhasil.    

Peran Guru Sebagai Model Pembelajaran Tematik

PERAN GURU SEBAGAI MODEL DALAM PEMBELAJARAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK Oleh :Agus Priyono, S.Pd.SD SD YPPK Santo Titus Tomage Kab. Fakfak I.        Pendahuluan Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi perkembangan pendidikan kita. Itu disebabkan karena pendidikan merupakan tolak ukur pembelajaran dalam lingkup sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak (yang berkepentingan – stakeholder ). Hal tersebut setidak-tidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama , Pendidikan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan fakta yang ada sekarang (Need Assessment). Kedua , Metodologi, strategi dan teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga , Prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan k