Skip to main content

Profil Kepala SD YPPK St Titus Tomage




Profil
Kepala  SD YPPK St Titus Tomage

  Oleh:  Adenan Kabes, S.Pd

Lahir di Purwokerto, kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 03 Agustus 1969, dari pasangan Sandihardjo dan Samiyah yang merupakan keluarga yang sederhana dan hidupnya sebagai petani. Lahir sebagai anak yang kelima tumbuh bersama saudaranya di desa .  Sebagai anak desa yang selalu hidup sederhana berhasil menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 1983, SMP tahun 1986 dan selanjutnya menyelesaikan SGO pada tahun 1989, D2 tahun 2005 dan S1 tahun 2010.
Selesai sekolah guru mengabdikan diri sebagai guru honor bakti di sekolah almamaternya, namun tidak bertahan lama karena kepala sekolah menyuruh mengundurkan diri dengan alasan sudah ada guru olahraga PNS, sehingga tidak membutuhkan lagi. Selanjutnya merantau ke kota Solo dan Ambon, untuk bekerja sebagai opsi/jualan pakaian batik dan  ke Lampung bekerja sebagai tukang tambal ban sekaligus jaga toko vulkanisir ban. Di Lampung inilah dapat jodoh pada tahun 1993.

Awal tahun 1994, tepatnya bulan April tiba di Fakfak sebagai peserta transmigrasi umum pada lokasi Bomberay SP1. Disinilah mulai pengabdian sebagai guru honor transmigrasi yang mengajar anak-anak warga transmigrasi sebagai guru olah raga. Pada perkembanganya pada bulan Mei 1995 ada panggilan seleksi Guru Negeri/Pegawai Negeri di lingkungan pemerintah melalui Dinas Trnsmigrasi. Adapun tesnya dilaksanakan di kota Timika selama beberapa hari. Selanjutnya pada bulan Desember di tahun yang sama dipanggil mengikuti prajabatan di Kota Sorong tepatnya di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang terletak di Rufii Sorong.
Sebagai CPNS pada tanggal 01 Februari 1996 dengan SK yang ditandatangani Gubernur Irian Jaya selanjutnya PNS pada tahun 1998, dan sampai sekarang telah golongan III/d.

Tempat tugasnya di SD Inpres Bomberay 1 distrik Kokas sebagai guru dari 1994 s/d 2006, selanjutnya tugas di SD Inpres Otoweri distrik Bomberay sebagai kepala sekolah dari tahun 2007 s/d 2011, tahun 2012 berpindah ke SD Negeri Antalisa distrik Karas sebagai guru, dan 2013 sampai sekarang di SD YPPK Santo Titus Tomage sebagai kepala sekolah.  (sumber kepala sekolah tomage, dll)

Comments

Popular posts from this blog

KEGIATAN BELAJAR BERMAIN (KBB) Kelompok Kerja Guru Se-Gugus Bomberay dan Tomage             Anak-anak pada masa sekarang mempunyai banyak jenis permainan baik yang bersifat sederhana maupun modern. Bermain merupakan kegiatan yang sangat diminati dan sering  dilakukan oleh anak-anak. Ada pepatah yang mengatakan: " Dunia anak adalah dunia bermain". Dunia anak identik dengan bermain / permainan. Tiada hari tanpa bermain, itu semboyan bagi anak-anak.            Dengan kondisi yang demikian maka para ahli pendidikan memanfaat kegiatan bermain dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Selama ini yang beranggapan bermain  dikalangan anak-anak  yang dianggap  tidak ada manfaatnya dalam proses belajar mengajar kurang bermanfaat ternyata tidak benar. Bermain yang tidak diarahkan ke dalam proses belajar mengajar memang tidak bermanfaat dan bahkan menimbulkan kegaduhan yang akhirnya mengganggu proses belajar mengajar dan tujuan pembelajaran tidak berhasil.    

Peran Guru Sebagai Model Pembelajaran Tematik

PERAN GURU SEBAGAI MODEL DALAM PEMBELAJARAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK Oleh :Agus Priyono, S.Pd.SD SD YPPK Santo Titus Tomage Kab. Fakfak I.        Pendahuluan Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi perkembangan pendidikan kita. Itu disebabkan karena pendidikan merupakan tolak ukur pembelajaran dalam lingkup sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak (yang berkepentingan – stakeholder ). Hal tersebut setidak-tidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama , Pendidikan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan fakta yang ada sekarang (Need Assessment). Kedua , Metodologi, strategi dan teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga , Prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan k