Skip to main content

KEGIATAN BELAJAR BERMAIN (KBB)
Kelompok Kerja Guru Se-Gugus Bomberay dan Tomage


            Anak-anak pada masa sekarang mempunyai banyak jenis permainan baik yang bersifat sederhana maupun modern. Bermain merupakan kegiatan yang sangat diminati dan sering  dilakukan oleh anak-anak. Ada pepatah yang mengatakan: " Dunia anak adalah dunia bermain". Dunia anak identik dengan bermain / permainan. Tiada hari tanpa bermain, itu semboyan bagi anak-anak.

           Dengan kondisi yang demikian maka para ahli pendidikan memanfaat kegiatan bermain dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Selama ini yang beranggapan bermain  dikalangan anak-anak  yang dianggap  tidak ada manfaatnya dalam proses belajar mengajar kurang bermanfaat ternyata tidak benar. Bermain yang tidak diarahkan ke dalam proses belajar mengajar memang tidak bermanfaat dan bahkan menimbulkan kegaduhan yang akhirnya mengganggu proses belajar mengajar dan tujuan pembelajaran tidak berhasil.
            Dengan menyingkapi hal-hal tersebut di atas, maka Kelompok Kerja Guru  Distrik Bomberay dan Tomage mendukung programnya adik-adik dari Indonesia Mengajar menyelenggarakan kegiatan simulasi proses belajar mengajar dengan Kegiatan Belajar sambil Bermain (KBB). Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan di SD Inpres 5 Bomberay dengan melibatkan siswa-siswi kelas tinggi dari; SD Inpres 3 Bomberay, SD Inpres 4 Bomberay, SD Inpres 5 Bomberay dan SD Inpres 6 Bomberay serta dewan gurunya; dewan guru SD Inpres 1 dan 2 Bomberay, SD YPPK Tomage serta Adik-adik Indonesia Mengajar yang dikordinir oleh Citra Hasan.

Adapun pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan acara pembukaan yang secara resmi dibuka oleh Bp. Abu Thalib Pauspaus selaku Kepala Distrik Bomberay. Dalam sambutannya beliau sangat mendukung sekali akan kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian untuk menambah ilmu dan wawasan tentang perubahan-perubahan pola mendidik dari jaman dulu sampai jaman sekarang / modern bagi dewan guru distrik Bomberay dan Tomage. Beliau juga mengharapkan agar semua dewan guru untuk tetap saling bekerja sama yang baik, baik sesama guru, dengan pemerintah, dengan masyarakat dan Indonesia Mengajar, karena dengan adanya kerjasama yang baik akan menjadikan peserta didik menjadi baik, pintar dan sebagai bekal dikemudian hari serta tujuan pendidikan nasional akan tercapai. Beliau mengharapkan kepada semua dewan guru dan siswa-siswi untuk mengikuti kegiatan ini dengan baik, jangan ada anggapan atau yang merasa bahwa hal ini tidak penting atau tidak bermanfaat, apalagi dengan adik-adik Indonesia Mengajar yang masih muda. Ini merupakan kesempatan bagi semua yang hadir untuk dapat saling menimba ilmu dan memadukan pengalaman-pengalaman yang ada pada guru-guru. Pada akhir kata sambutannya beliau mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membuat acara kegiatan bisa berlangsung dan selanjutnya membuka acara.

            Selanjutnya acara dimulai dengan dikordinir oleh adik-adik Indonesia Mengajar dengan memberikan informasi tentang tahapan-tahapan kegiatan belajar sambil bermain. Adapun kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu :                               
Tahap Persiapan
Dalam tahapan ini semua dewan guru dan siswa dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok 1, kelompok 2 dan kelompok 3, serta dewan guru dalam tiga Pos. Siswa berkumpul di halaman sekolah untuk mendapatkan penjelas dan informasi yang akan dilakukannya. Demikian juga dewan guru diberikan penjelasan dan menyiapkan posnya masing-masing. Kelompok siswa secara bergilir akan belajar sambil bermain di setiap pos yang nanti akan dipandu oleh dewan guru yang sesuai dengan tugas di masing-masing posnya.


Tahap Pelaksanaan
Kelompok siswa bersiap untuk memasuki pos sesuai urutannya, yaitu; kelompok 1 masuk pos 1, kelompok 2 masuk pos 2, dan kelompok 3 masuk pos 3, serta selanjut bergiliran secara urut. Pada saat akan masuk pos, salah satu guru di pos bertugas menjemput kelompok siswa dengan cara berbaris dan berjalan seperti kereta api sambil bernyanyi  lagu kereta api versi adik-adik Indonesia Mengajar.
Siswa akan belajar di Pos 1 dengan materi: sebagai penyiar televisi dan wawancara sebuah peristiwakebakaran lahan. 

Pos ini merupakan tempat belajar menjadi penyiar berita dan wawancara suatu peristiwa kebakaran. Suasannya dibuat sedemikian rupa seperti di studia televisi dengan adegan dan aba-aba yang menyerupai pembuatan film. Siswa diberi penjelasan dan untuk mencobanya secara bergiliran.


Pos 2 dengan materi :  percobaan pengarus zat cair yang diberi zat lain terhadap telur ayam, percobaan pengaruh panas terhadap balon, dan percobaan alat indera pengecap.



Pos ini merupakan tempat melakukan percobaan pengaruh zat terhadap suatu benda dan alat indera kita. Siswa melakukan secara bergiliran dengan bimbingan guru yang bertugas di pos.

Pos 3 dengan materi : menyimak sebuah cerita yang disiarkan oleh stasiun radio.



Pos 3 siswa belajar menyimak sebuah cerita Anak Tikus dan Induk Tikus yang dibacakan oleh penyiar radio.  Di sini siswa seolah-olah berada di studio radio dan mendengarkan menggunakan earphone yang terbuat sederhana. Selanjutnya siswa diberi tugas untuk mengerjakan LKS dengan berdiskusi berkelompok.                                  Selanjutnya setiap kelompok harus menyelesaikan semua Pos secara bergiliran dan bergantian secara teratur dengan bimbingan guru dan adik-adik Indonesia Mengajar.

Tahap Akhir
Pada tahap ini merupakan kegiatan refleksi bagi guru dan siswa. Siswa kembali berkumpul di halaman sekolah dan guru ke ruang kelas untuk melakukan refleksi. Siswa sangat senang sekali  dan merupakan kenangan yang takkan terlupa, karena belajar sambil bermain dengan teman-teman dari sekolah lain.  Demikian hal guru-guru juga merasa senang sekali dan merupakan tambahan pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat untuk proses belajar mengajar di masing-masing sekolah. Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama.








Comments

Popular posts from this blog

Peran Guru Sebagai Model Pembelajaran Tematik

PERAN GURU SEBAGAI MODEL DALAM PEMBELAJARAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK Oleh :Agus Priyono, S.Pd.SD SD YPPK Santo Titus Tomage Kab. Fakfak I.        Pendahuluan Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi perkembangan pendidikan kita. Itu disebabkan karena pendidikan merupakan tolak ukur pembelajaran dalam lingkup sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak (yang berkepentingan – stakeholder ). Hal tersebut setidak-tidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama , Pendidikan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan fakta yang ada sekarang (Need Assessment). Kedua , Metodologi, strategi dan teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga , Prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan k