Skip to main content
PEMBELAJARAN SAINS / IPA SD
Oleh Suyatno, S.Pd

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis, sehingga sains bukan sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung.

A. KONSEPSI PENGAJARAN SAINS
1. Konsepsi Pengajaran Alam Sekitar
Manusia hidup dalam lingkungan tertentu, manusia terikat pada lingkungannya dan tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya itu. Lebih dari itu manusia hendaknya mampu memanfaatkan lingkungannya sejauh mungkin baik kemanfaatan bagi hidupnya sehari-hari maupun kemanfaatan dalam rangka pengembangan pribadi menusia itu sendiri. Hal inilah yang menjadi dasar bagi konsep pengajaran alam sekitar. Alam sekitar anak dijadikan
pangkal dari usaha pendidikan anak. Jika diperhatikan kehidupan anak sehari-hari, semua hal yang menjadi isi alam sekitar besar pengaruhnya terhadap anak. Segala kejadian di alam sekitar merupakan sebagian dari hidup anak baik dalam suka maupun duka, kelahiran, kematian, bertemu, perhelatan, pesta panen, perayaan dan sebagainya, juga rumah, halaman, jalan, sungai, lapangan, gunung, pohon dan lain-lain merupakan bagian hidup anak yang tidak dapat terlepas dari alam sekitarnya itu.
Konsep pengajaran alam sekitar juga diilhami oleh kata-kata yang dipetik dari Emmanuel Kant “Pengertian tanpa pengamatan adalah kosong dan pengamatan tanpa pengertian adalah buta”. Hal ini berarti bahwa antara pengamatan dan pengertian harus terjalin hubungan yang saling menunjang, saling memperkuat. Tidak ada gunanya anak memiliki pengertian tertentu jika ia tidak diberi kesempatan mengamati apa yang dimengertinya itu. Alam sekitar anak memberikan kemungkinan yang amat kaya untuk pengembangan konsep pengertian seperti ini. Pengajaran alam sekitar diselenggarakan terhadap anak dengan memperkenalkan itu melalui proses pelajaran yang aktif dan kreatif. Dalam praktek di sekolah, memperkenalkan alam sekitar itu dilakukan dengan
penyelenggaraan pelajaran sekolah.

2. Langkah-langkah Pokok Pengajaran Alam Sekitar
Langkah-langkah pokok pelajaran alam sekitar ialah menetapkan tujuan mengadakan persiapan, melakukan pengamatan, dan mengolah apa yang diamati.
a.       Dalam menetapkan tujuan, pertimbangan utama yang harus dipertimbangkan adalah kemampuan dan tingkat perkembangan anak.
Penetapan tujuan ini sekaligus dikaitkan dengan obyek yang akan diamati, Penetapan obyek yang akan diamati didasarkan atas prinsip, konsentrasi, yaitu mulai dari yang paling dekat, makin lama makin menjauh dan makin meluas.
b.      Persiapan perlu dilakukan baik persiapan guru maupun murid. Persiapan guru dimaksudkan untuk melancarkan proses peninjauan dan pengamatan obyek yang telah ditetapkan serta pengolahannya, sedangkan persiapan untuk murid dimaksudkan agar mereka memiliki kesiapan mental (antara lain tahu tujuan dan memiliki dorongan kuat untuk melakukan peninjauan, tahu kegiatan apa dan memiliki dorongan kuat untuk melakukan peninjauan, tahu kegiatan apa yang akan dilakukan. Jika perlu murid-murid dibagi dalam kelompok dengan tugas-tugas khusus dan dilengkapi peralatan yang diperlukan.
c.       Jika langkah persiapan telah ditangani dengan baik, pelaksanaan pengamatan biasanya dapat berjalan dengan lancar. Hal-hal khusus ditemukan di lapangan menjadi tanggung jawab guru untuk menanganinya sehingga hal itu tidak mengganggu kelancaran kegiatan dan bahkan membantu memperkaya pengajaran yang sedang dijalankan itu.
d.      Langkah pengolahan tidak harus dilakukan di luar proses kegiatan pengamatan itu sendiri. Biasanya sambil mengamati anak-anak sudah langsung belajar atau bahkan menangkap berbagai permasalahan dari obyek pengamatan itu. Keluasan dan kedalaman pengamatan dan berbagai permasalahan dari yang diamati itu banyak tergantung pada perencanaan dan kesiapan guru dan murid. Berikutnya apa yang diperoleh pada tahap kegiatan pengamatan itu diolah sebagai titik tolak dan bahan dasar pengajaran lebih lanjut. Kegiatan berikutnya dapat berupa ekspresi lisan atau tertulis, menggambar, menyanyi, diskusi, pekerjaan tangan dan kegiatan lain yang langsung dihubungkan dengan bidang-bidang pelajaran seperti Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Sopan Santun, Olah Raga dan Kesehatan.



3. Pengembangan Pengajaran Alam Sekitar
Salah seorang tokoh pengajaran alam ialah J. Ligthart (1859 – 1916) seorang ahli pendidikan bangsa Belanda. Pengajaran alam sekitar ini oleh J. Ligthart dinamakan “Pengajaran Barang Sesungguhnya”. J. Ligthart menekankan bahwa didalam pelaksanaan pengajaran yang amat penting ialah suasananya, yaitu ketulus - ikhlasan, kasih sayang, persaudaraan dan kepercayaan. Pengajaran alam sekitar selanjutnya menjadi benih bagi perkembangan pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja dan pengajaran proyek.

B. TINDAKAN PENELITIAN
Menurut Winataputra (1997), metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode ini merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Prinsip – prinsip dalam penggunaan metode mengajar adalah:
1.      Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu 
siswa lebih jauh terhadap materi pembelajaran (curriosity).
2.      Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
3.      Metode belajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
4.      Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu (sikap skeptis).
5.      Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (baerinkuiri) terhadap suatu topik permasalahan.
6.      Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak.
7.      Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (independent study).
8.      Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning).
9.      Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
Model pembelajaran IPA dipilih sesuai dengan sifat IPA sebagai pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Model pembelajaran yang dikembangkan hendaknya memberikan kesempatan untuk terjadi transaksi aktif antar individu dengan data, dan proses berpikir berurutan. Selain model pembelajaran yang dikembangkan juga memperhatikan perkembangan kognitif anak. Komponen utama yang berlangsung membentuk model pembelajaran adalah meteri subyek yang dibahas, guru pengajar, tahap berpikir siswa sebagai subyek belajar, pendekatan dan metode, serta alat evaluasi yang digunakan.
Materi subyek yang dibahas harus dapat dikaitkan dengan konsep IPA yang telah dimiliki siswa. Konsep tersebut dipelajari dengan menggunakan analogi terhadap konsep yang berhubungan dan ditemukan dalam kehidupannya sehari – hari, yang merupakan dasar terhadap konsep – konsep IPA (Sutarno, 2007). Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak setiap metode pembelajaran sesuai dengan untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, guru harus memiliki metode yang sesuai untuk setiap tujuan yang ingin dicapai. Berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, metode studi mandiri, metode simulasi, metode latihan dengan teman, metode studi kasus, metode proyek, metode praktikum dan lain – lain (Hermawan,2007). Dalam penerapan pendekatan kontekstual di kelas, salah satu contoh adalah pemodelan. Pemodelan di kelas ini dilaksanakan, misalnya oleh seorang guru yang mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan (Depdiknas, 2002).

C. TINJAUAN MASALAH DAN TINDAKAN PERBAIKAN
Menurut Winataputra (1997), metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung obyek atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan suatu proses tertentu. Karakteristik hubungan antara metode demonstrasi dengan pengalaman belajar siswa adalah sebagai berikut:


Karakteristik Metode Pengalaman Belajar
1.      Mempertunjukkan obyek yang sebenarnya
2.      Adanya proses peniruan
3.      Ada alat bantu yang digunakan
4.      Memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan seluruh siswa aktif
5.      Dapat guru atau siswa yang melakukan:
1. Mengamati sesuatu pada objek sebenarnya
2. Berpikir sistematis
3. Pemahaman terhadap suatu proses
4. Menerapkan sesuatu cara secara proses
5. Menganalisis kegiatan secara proses
Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah:
Pertama : Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran
Kedua : Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan
Ketiga : Pelaksanaan demonstrasi bersama dengan perhatian dan peniruan dari siswa
Keempat : Penguatan (diskusi, tanya jawab dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi
Kelima : Kesimpulan (Winataputra, 1997)



Comments

Popular posts from this blog

KEGIATAN BELAJAR BERMAIN (KBB) Kelompok Kerja Guru Se-Gugus Bomberay dan Tomage             Anak-anak pada masa sekarang mempunyai banyak jenis permainan baik yang bersifat sederhana maupun modern. Bermain merupakan kegiatan yang sangat diminati dan sering  dilakukan oleh anak-anak. Ada pepatah yang mengatakan: " Dunia anak adalah dunia bermain". Dunia anak identik dengan bermain / permainan. Tiada hari tanpa bermain, itu semboyan bagi anak-anak.            Dengan kondisi yang demikian maka para ahli pendidikan memanfaat kegiatan bermain dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Selama ini yang beranggapan bermain  dikalangan anak-anak  yang dianggap  tidak ada manfaatnya dalam proses belajar mengajar kurang bermanfaat ternyata tidak benar. Bermain yang tidak diarahkan ke dalam proses belajar mengajar memang tidak bermanfaat dan bahkan menimbulkan kegaduhan yang akhirnya mengganggu proses belajar mengajar dan tujuan pembelajaran tidak berhasil.    

Peran Guru Sebagai Model Pembelajaran Tematik

PERAN GURU SEBAGAI MODEL DALAM PEMBELAJARAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK Oleh :Agus Priyono, S.Pd.SD SD YPPK Santo Titus Tomage Kab. Fakfak I.        Pendahuluan Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi perkembangan pendidikan kita. Itu disebabkan karena pendidikan merupakan tolak ukur pembelajaran dalam lingkup sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak (yang berkepentingan – stakeholder ). Hal tersebut setidak-tidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama , Pendidikan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan fakta yang ada sekarang (Need Assessment). Kedua , Metodologi, strategi dan teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga , Prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan k