Skip to main content

LIPUTAN HARI ULANG TAHUN (HUT) PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI) KE-69 CABANG BOMBERAY KABUPATEN FAKFAK



PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan.  Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan  Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1.    Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2.    Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
3.    Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sesuai dengan hal di atas itulah guru-guru wilayah distrik Bomberay merasa ikut terpanggil untuk meneruskan cita-cita para pendirian dan tokoh-tokoh pendidik dengan mengadakan beberapa rangkaian kegiatan untuk memperingati “Hari Ulang Tahun PGRI Ke-69” tingkat PGRI Cabang. Adapun kegiatan yang dimaksud adalah : 
1.      Konverensi PGRI Cabang Bomberay yang diselenggarakan pada tanggal 24 November 2014 bertempat di SD Inpres 2 Bomberay yang dihadiri 70 peserta dari guru PNS dan Honor dari jenjang PAUD/TK, SD, SLTP dan SLTA se-Distrik Bomberay. Agenda konverensi ini adalah Pemilihan Pengurus Cabang Bomberay, Penyusunan Program PGRI, dan Penyusunan kegiatan aksi damai guru-guru.
a.      Dalam kegiatan konverensi dipimpin oleh peserta yang tertua, yaitu Bp. H. Azis Heremba, S.M, M.Pd dan peserta termuda yaitu Nur Hamidah Rumakey, S.PdI, yang menghasilkan kesepakatan dan menetapkan Susunan Pengurus PGRI Cabang Bomberay periode 2014-2019 sebagai berikut :

Ketua                           : Agus Priyono, S.Pd.SD
Wakil Ketua                 : H. Azis Hremba, S.M, M.Pd
Sekretaris                    : Okta Deyure Siahaan, S.Pd
Wakil Sekretaris          : Abd. Ajid Rumanama, S.PdI
Bendahara                  : Tumisah
           
            a.  Kordinator PAUD/TK          : Siti Juwariah
b.  Kordinator SD                     : Sukiman, S.Pd
c.  Kordinator SLTP/SLTA        : Wahyu Saifudin

 
Dilanjutkan dengan penyerahan mandat pengurus yang lama ke pengurus yang terpilih,    yang diwakili oleh masing- masing ketua pengurus.
b.      Kegiatan Penyusunan Program PGRI yang langsung dipimpin oleh Pengurus terpilih dan menyepakati sebagai berikut :
1)      Pembenahan administrasi pengurus PGRI
2)      Meningkatkan peran serta anggota dalam kegiatan PGRI dengan aktif mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan saling meningkatkan solidaritas sesama guru.
3)      Membuat kartu anggota PGRI dan melaksanakan kewajiban sebagai anggota untuk membayar uang pangkal dan iuran wajib.
4)      Membantu memperjuangkan nasib guru honor dan guru yang belum sepenuhnya mendapatkan hak-haknya.
5)      Membantu sekolah yang status masih belum jelas.
6)      Bomberay online/bisa internet.

c.       Kegiatan Penyusunan Aksi Damai yang dipimpin oleh Paskalis Jiwandono dari Guru Indonesia Mengajar,  yang berhasil menghimpun usulan-usulan dari peserta konverensi yang disimpulkan menjadi “13 Aksi Damai Guru Bomberay” yang isinya
1. Perumahan Guru dan Kepala sekolah
2. Perhatian Kesejahteraan Guru di daerah terpencil
3. Menijau ulang Kurikulum 2013 terutama tentang Penilaian/Evaluasinya
4. Kurang memperhatikan peningkatan Mutu Guru dan pendidik dalam rangka   
    meningkatkan mutu pendidikan.
5.  Pemberian apresiasi dan penghargaan terhadap guru Bomberay
6.  Sertifikasi Guru harus yang merata dan perioritaskan guru yang masa kerjanya lama
7.  Mutasi guru yang tidak tepat sasaran.
8.  Dana BOSDA ditambah
9.  Pengakuan Sekolah dan PAUD/TK yang sudah benar-benar berjalan.
10.  Peningkatan Sarana prasarana Sekolah dan fasilitas Internet
11.  Bantuan Operasional Kepala Sekolah.
12.  UPTD dan Pengawas harus bertempat tinggal di Bomberay.
13.  Nasib guru honor harus diperhatikan dan pengangkatan PNS Guru harus  benar-
        benar guru honor dari sekolah.

2.      Upacara HUT PGRI
Kegiatan upacara bendera dilaksanakan tanggal 25 November 2014 di lapangan distrik dengan kondisi lapangan basah setelah diguyur hujan, namun tidak mengurangirasa semangat para guru dan para undangan lainnya. Sebagai Inspektur Upacara adalah Kepala Distrik Bomberay  Bp. Syafar Salawati, S.Sos. Pengibaran Bendera merah putih dilaksakan oleh 3 siswi Madrasah Aliyah Swasta Al Hidayah. Pelaksanaan Upacara berjalan lancar dan hikmat.
                 
3.      Aksi Damai
Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan upacara bendera, adapun kegiatan ini diawali peserta aksi damai dengan berjalan keliling lapangan dengan membawa aspirasi “ 13 Aksi Damai Guru Bomberay” sambil berteriak nyel-nyel, setelah selesai berkeliling lapangan aksi damai berhenti di depan tribun kehormatan terdapat Tiga Pimpinan Distrik, yaitu Kepala Distri, Kepala Polisi Sektor (KaPolSek) dan Komandan Rayon Militer (DanRamil) serta hadir perwakilan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten yang diwakili Kepala Bidang Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar,Bp. Niko Tuturop, S.Pd.M.Pd. yang selanjutnya salah satu perwakilan membacakan 13 butir aksi damai guru Bomberay dan menyerahkan kepada Kepala Distrik     Bomberay sebagai perwakilan dari Pemerintah yang nantinya akan dilanjutkan ke pemerintah daerah dan pusat.  Kegiatan ini berjalan tertib dan aman.
Dirgahayu HUT PGRI Ke-69 Tahun 2014 dengan Tema “ Mewujudkan Revolusi Mental Melalui Penguatan Peran Strategis Guru”  Mari kita sebagai insan pendidik lebih meningkatkan etos kinerja dan rasa displin dalam melaksanakan tugasnya, sehingga nantinya mutu dan kualitas pendidikan akan baik. (Mbima Jaya, 26/10/2014)

Comments

Popular posts from this blog

KEGIATAN BELAJAR BERMAIN (KBB) Kelompok Kerja Guru Se-Gugus Bomberay dan Tomage             Anak-anak pada masa sekarang mempunyai banyak jenis permainan baik yang bersifat sederhana maupun modern. Bermain merupakan kegiatan yang sangat diminati dan sering  dilakukan oleh anak-anak. Ada pepatah yang mengatakan: " Dunia anak adalah dunia bermain". Dunia anak identik dengan bermain / permainan. Tiada hari tanpa bermain, itu semboyan bagi anak-anak.            Dengan kondisi yang demikian maka para ahli pendidikan memanfaat kegiatan bermain dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Selama ini yang beranggapan bermain  dikalangan anak-anak  yang dianggap  tidak ada manfaatnya dalam proses belajar mengajar kurang bermanfaat ternyata tidak benar. Bermain yang tidak diarahkan ke dalam proses belajar mengajar memang tidak bermanfaat dan bahkan menimbulkan kegaduhan yang akhirnya mengganggu proses belajar mengajar dan tujuan pembelajaran tidak berhasil.    

Peran Guru Sebagai Model Pembelajaran Tematik

PERAN GURU SEBAGAI MODEL DALAM PEMBELAJARAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK Oleh :Agus Priyono, S.Pd.SD SD YPPK Santo Titus Tomage Kab. Fakfak I.        Pendahuluan Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi perkembangan pendidikan kita. Itu disebabkan karena pendidikan merupakan tolak ukur pembelajaran dalam lingkup sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak (yang berkepentingan – stakeholder ). Hal tersebut setidak-tidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama , Pendidikan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan fakta yang ada sekarang (Need Assessment). Kedua , Metodologi, strategi dan teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga , Prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan k