11 Faktor Keberhasilan Siswa
Ada beberapa peneliti yang mengambil suatu kesimpulan tentang faktor-
faktor yang meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran di
sekolah. Salah satunya dalam buku What
Works in Schools ;Translating Research into Action yang ditulis oleh
Robert J. Marzano. Soal penelitian, Marzano memang dikenal sebagai pakar paling
kompeten dalam masalah manajemen kelas. Dari penelitiannya secara intensif
selama lebih dari 40 tahun, Marzano telah menghasilkan tak kurang dari 25 buku
yang menjadi rujukan penting tentang bagaimana seorang guru seharusnya
mengelola kelas. Lalu apa yang bisa kita petik dari What Works in Schools?
Banyak hal. Di antaranya yang menarik perhatian saya adalah kesimpulan Marzano
tentang 11 faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Kesebelas faktor
tersebut tersebar dalam 3 aspek, yakni sekolah, guru dan siswa.
1. Aspek Sekolah.
a. Faktor pertama
yang sangat menentukan kemampuan sekolah mengantar siswa meraih sukses adalah
jaminan bahwa kurikulum yang berlaku di sekolah benar-benar layak diandalkan
dan dapat diterapkan oleh guru-guru. Sebaik apa pun kurikulum yang telah
dirumuskan oleh sekolah, jika guru-guru tidak mampu menerjemahkan dalam
tindakan kelas, maka kurikulum tersebut akan sia-sia. Ujung-ujungnya, untuk memenuhi
tuntutan kurikulum, yang dilakukan oleh guru bukan menerapkan kurikulum
tersebut setepat dan sebaik mungkin, tetapi melakukan drilling. Sebuah
proses latihan agar siswa terampil mengerjakan soal. Bukan memahami materi dan
konsep sehingga menguasai pelajaran dengan baik.
b. Faktor kedua, tujuan yang menantang dan umpan balik
yang efektif (challenging goals and effective feedback). Tujuan yang
mudah dicapai, tidak merangsang kita untuk berusaha dengan sungguh-sungguh.
Sebabnya, tanpa usaha kita bisa meraih tujuan tersebut dengan mudah.
Sebaliknya, tujuan yang terlalu sulit dicapai, sementara kapasitas mental untuk
berusaha meraih dengan gigih belum terbentuk dengan kuat, menjadikan seseorang
merasa tidak mampu meraih. Akibatnya, ia tidak mengerahkan seluruh kemampuannya
untuk berusaha. Sebaliknya, tujuan yang menantang akan mendorong kita untuk
berusaha dengan sungguh-sungguh. Kita berjuang mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan. Semakin upaya kita mendekatkan pada tujuan, semakin kita bergairah.
Semakin yakin bahwa upaya yang kita lakukan sudah tepat dan ada manfaatnya,
maka akan semakin bersemangat kita melakukannya. Ini berarti perlu umpan balik
yang tepat. Tanpa umpan balik yang efektif, semangat yang menyala-nyala itu
bisa surut kembali. Meskipun ada sebagian orang yang tetap bersemangat tatkala
usahanya tidak memperoleh umpan balik yang berarti, tetapi jenis orang seperti
ini sangat sedikit.
c. Faktor Ketiga,
keterlibatan orangtua dan komunitas. Ini bagian yang sangat penting.
Keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh bagaimana
orangtua berinteraksi dengan anaknya. Keselarasan antara sekolah dan orangtua
berperan besar dalam mempersiapkan anak meraih sukses. Itu sebabnya, sekolah
perlu memiliki program yang secara khusus dirancang untuk membekali orangtua
agar memiliki pengetahuan dan kecakapan teknis mengasuh anak serta keselarasan
komunikasi dengan sekolah. Pengetahuan dan kecakapan teknis mengasuh bisa
diberikan oleh sekolah melalui kegiatan-kegiatan seperti parenting skill
class, in house workshop atau berbagai bentuk kegiatan lainnya. Sedangkan
keselarasan komunikasi bisa dibangun melalui kegiatan family gathering,
breakfast with headmaster, atau blog dan milis orangtua yang dikelola oleh
sekolah bersama komite sekolah. Kegiatan breakfast with headmaster
(sarapan bersama kepala sekolah) misalnya, bisa menjadi forum dimana orangtua
dapat menyampaikan masukan dan protes secara terbuka. Sebaliknya sekolah bisa
menyampaikan harapan maupun kebijakan kepada orangtua secara akrab. Melalui
forum semacam ini, ganjalan bisa ditiadakan, komplain bisa segera ditangani dan
orangtua tidak perlu melontarkan kritik di depan anaknya. Yang terakhir ini,
selain tidak produktif, juga menyebabkan kepercayaan (trust) siswa
kepada guru bisa melemah. Padahal kepercayaan merupakan kunci sangat penting
bagi keberhasilan pendidikan dan pembelajaran di kelas.
d. Faktor Keempat,
lingkungan yang aman dan teratur. Lingkungan yang aman memberi ketenangan bagi
staf, guru dan siswa. Sedangkan keteraturan memudahkan siswa beradaptasi dengan
peraturan sekolah, peraturan kelas, harapan guru serta keragaman teman.
Sedangkan bagi guru, keteraturan memudahkan proses memunculkan perilaku yang
diharapkan (expected behavior) dari siswa. Keteraturan juga memudahkan
guru membentuk pola belajar.
e. Faktor Kelima,
kolegialitas dan profesionalisme (collegiality & proffesionalism).
Hubungan yang bersifat kolegial antara guru dengan guru lain, guru dengan
kepala sekolah, staf maupun manajemen berperan besar menciptakan komunitas yang
bersahabat, akrab, saling menghormati dan saling mendukung. Pada gilirannya,
ini sangat menunjang keberhasilan pembelajaran dan pendidikan di sekolah,
terutama dalam menciptakan iklim sekolah (school climate) yang hangat
dan saling mendukung.
Tentu saja hangatnya hubungan
antar guru dan unsur lain di sekolah tidak boleh mengabaikan tugas pokok mereka
masing-masing. Itu sebabnya, kolegialitas harus berjalan seiring dengan
profesionalisme.
2.
Aspek Guru.
Ini merupakan aspek yang paling menentukan. Studi yang
dilakukan oleh Marzano menunjukkan bahwa prestasi siswa akan meningkat jika
mereka ditangani guru yang efektif, meskipun sekolahnya di bawah rata-rata,
bahkan sangat tidak efektif. Lebih-lebih jika guru maupun sekolah sama-sama
efektif, pengaruhnya akan lebih dahsyat. Sebaliknya, meskipun sekolah terbilang
bermutu, prestasi siswa akan merosot jika guru tidak efektif. Artinya, peran
guru dalam menciptakan keberhasilan siswa betul-betul sangat menentukan.
Ada tiga
faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dari aspek guru.
Pertama, strategi instruksional. Ini berkait dengan
kecakapan guru menyampaikan materi di depan kelas. Ada 9 aspek yang berpengaruh
terhadap keberhasilan menyampaikan materi.
Kedua, kecakapan mengelola kelas (classroom
management). Ada empat aspek yang terkait dengan manajemen kelas, yakni
penerapan dan penegakan aturan di kelas, strategi pendisiplinan siswa, menjaga
dan memperkuat hubungan yang baik antara guru dengan siswa, serta merawat dan
menguatkan sikap mental siswa. Faktor kedua ini sebenarnya perlu pembahasan
yang sangat panjang, tetapi kali ini rasanya cukup sampai di sini mengingat
kesempatan yang sangat terbatas. InsyaAllah pada lain kesempatan bisa kita
perbincangkan secara lebih serius, termasuk terkait dengan bagaimana mengelola anak-anak
dengan perilaku bermasalah agar mereka bisa belajar dengan normal sebagaimana
yang lain dan tidak mengganggu teman sekelasnya tatkala mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas.
Ketiga, desain kurikulum kelas. Ini berkait dengan
bagaimana guru merancang kegiatan di kelas secara terstruktur agar tujuan
pembelajaran di kelas secara keseluruhan dapat tercapai. Dicontohkan pada saat
menyusun RPP sudah sesuai dengan aturan dan materi pembelajaran yang akan
diberikan kepada siswa
3.
Aspek Siswa.
Ada tiga faktor yang
berpengaruh, yakni lingkungan rumah, kecerdasan yang dipelajari atau
pengetahuan yang melatarbelakangi serta motivasi. Saya berharap kita bisa
memberikan motivasi siswa secara lebih serius dan lebih baik.
Comments
Post a Comment