Skip to main content

Cara Menghukum Anak



CARA EFEKTIF MENGHUKUM ANAK

Oleh Agus Priyono, S.Pd.SD


Kekerasan bukan solusi terbaik. Meski sesekali memukul anak tetap saja dapat membuatnya cenderung mudah stres dan tidak percaya diri. Banyak psikologi melarang orang tua menghukum anak secara fisik, karena dapat berlanjut ke kekerasan fisik. Akibatnya menyebabkan keseimbangan emosi anak terganggu. Bahkan, tak jarang perilaku anak juga bisa makin liar.
Meski orang tua hanya sesekali memukul anak, tetap saja dapat membuat anak cenderung mudah stres dan tidak percaya diri. Masalahnya ketika anak berbuat kesalahan, hampir 90 persen orang tua mengaku pernah memberikan hukuman fisik.
Menurut penelitian dari University of New Orleans, AS, menyimpulkan tiga hukuman untuk anak berikut ini yang paling efektif dibandingkan memukul, yaitu ;
1.      Mendiamkan atau memberikan mereka waktu sendiri untuk merenungi  kesalahannya. Setelah itu, baru diajak dia mengobrol menanyakan apa alasan anak berulah.
2.      Tidak memperbolehkan anak melakukan aktivitas favoritnya untuk sementara. Misalnya, tak diizinkan bermain internet dan menonton tv selama seminggu.
3.      Memberikan anak tugas rumah tambahan.

“Lebih baik menggunakan tipe untuk mendisplinkan anak dan fokus pada konsistensi”, kata Dr. Paul Frick, salah satu pengajar di university of New Orleans, AS. Kekerasan fisik pada anak ternyata lebih banyak negatifnya. Pelajaran yang didapat anak justru, jika sedang marah pada seseorang, kita diperbolehkan untuk memukul.
Menurut Frick, bagi anak yang berusia di atas lima tahun, akan lebih baik jika diberi hukuman tambahan tugas rumah dan tidak diizinkan melakukan aktifitas favorit anak untuk sementara. Cara ini cukup efektif dan tanpa menyakiti anak-anak.

Comments

Popular posts from this blog

KEGIATAN BELAJAR BERMAIN (KBB) Kelompok Kerja Guru Se-Gugus Bomberay dan Tomage             Anak-anak pada masa sekarang mempunyai banyak jenis permainan baik yang bersifat sederhana maupun modern. Bermain merupakan kegiatan yang sangat diminati dan sering  dilakukan oleh anak-anak. Ada pepatah yang mengatakan: " Dunia anak adalah dunia bermain". Dunia anak identik dengan bermain / permainan. Tiada hari tanpa bermain, itu semboyan bagi anak-anak.            Dengan kondisi yang demikian maka para ahli pendidikan memanfaat kegiatan bermain dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Selama ini yang beranggapan bermain  dikalangan anak-anak  yang dianggap  tidak ada manfaatnya dalam proses belajar mengajar kurang bermanfaat ternyata tidak benar. Bermain yang tidak diarahkan ke dalam proses belajar mengajar memang tidak bermanfaat dan bahkan menimbulkan kegaduhan yang akhirnya mengganggu proses belajar mengajar dan tujuan pembelajaran tidak berhasil.    

Peran Guru Sebagai Model Pembelajaran Tematik

PERAN GURU SEBAGAI MODEL DALAM PEMBELAJARAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK Oleh :Agus Priyono, S.Pd.SD SD YPPK Santo Titus Tomage Kab. Fakfak I.        Pendahuluan Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi perkembangan pendidikan kita. Itu disebabkan karena pendidikan merupakan tolak ukur pembelajaran dalam lingkup sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak (yang berkepentingan – stakeholder ). Hal tersebut setidak-tidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama , Pendidikan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan fakta yang ada sekarang (Need Assessment). Kedua , Metodologi, strategi dan teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga , Prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan k